Hm… Coba kita lihat tahun-tahun terdahulu. Ingatkah kalian dengan kasus pencurian kebudayaan kita, Bangsa Indonesia, oleh Bangsa Malaysia. Mulai dari Naskah Kuno dari Riau yang jarang diketahui atau bahkan ada yang belum mendengar namanya sampai Tari Pendet dari Bali yang telah terkenal di mata dunia.
Dan kita bisa melihat reaksi Warga Indonesia. Demo, pencacimakian, memandang rendah Malaysia, bahkan sering sekali mengganti nama Negara Malaysia dengan nama MALINGsia. Oh ayolah, Saya sebagai penulis bukannya ingin berpihak pada Bangsa Malaysia, tetapi hanya menyadarkan! Saya pribadi berpikir, siapa yang salah, Malaysia ‘kah? Atau Indonesia?
Dimulai dari kebiasaan anak muda jaman sekarang. Kalau misalkan ada cowok baby face lewat di depan mata, mereka pasti akan langsung teriak histeris. Apalagi kalau ada artis Korea, yang kini rata-rata telah merasuk otak generasi muda, lewat di depan mata mungkin mereka akan berhisteris ria tak mempedulikan artis-astis asli Wong Indonesia yang menangis di belakang layar.
Kemudian kita lihat, pendidikan sekolah. Coba suruh murid Sekolah Berstandar Internasional berbicara menggunakan Bahasa Inggris! Wis lah, aku ora bakal mudeng artine! Lha, kalau di suruh bicara menggunakan Bahasa Jawa? Sunda? Ah, atau ada juga yang Bahasa Indonesianya kacau? Mengingat merebaknya kata-kata singkatan yang ‘alay’ dalam bahasa SMS? Silahkan kalian coba sendiri. Ah, kecuali kalau kalian menyuruh orang Jawa asli bicara menggunakan Bahasa Jawa, atau semacamnya.
Dan, hm… Kita lihat makanannya. Mau ‘kah presiden di suruh makan pete? Jengkol? Yah, minimal makan rujak? Dan Saya berpikir, kenapa sewaktu Barrack Obama datang ke Indonesia, tidak di suguhi rujak khas Indonesia, atau Gudeg Jogja, atau Rendang dari Sumatra Barat yang sudah diklaim oleh Malaysia?
Dan kalau lagi santai tuh, enaknya dengerin lagu apa? Ya pastinya lagu-lagu Pop, Rock, ehhh,,, jangan lupakan musuh besar generasi muda yang langsung klepek-klepek denger suara favoritnya dari luar negeri sana. Sementara itu? Tak sedikit artis dangdut yang kini harus membuka tangannya, mengangkatnya dan memposisikannya di depan wajah. Yah.. Itu terlalu hiperbolis. Tapi pernahkan kalian betah mendengarkan musik dangdut selama 1 jam nonstop?
Suatu hari, Saya sedang mampir ke rumah saudara. Saya nangkring di depan TV, saudara saya datang dan menyalakan TV. Hal pertama yang ia lakukan ialan mengganti saluran TV (iyalah!) dan kemudian duduk kalem sambil makan cemilan. Saya yang sedang baca buku, cuek saja sampai Saya mendengar sebuah suara merdu menyanyikan lagu dengan bahasa yang tidak Saya kenali. Begitu Saya menengok saya berpikir, kemana film semacam Wali Sanga,Wiro Sableng, atau Angling Darma?
Ah, sadarkah kata-kata ‘Saya yang sedang baca buku’ di paragraph sebelumnya, buku yang saya maksud itu komik! Dan kenapa saya baca komik? Saya mengakui kalau Saya sendiri melakukan hal yang salah. Saya meninggalkan kewajiban Saya sebagai generasi penerus bangsa. Saya bahkan tidak tahu apa nama tarian khas Jawa Tengah, legenda-legenda setempat. Tapi untungnya saya masih ingat BEBERAPA lagu nasional walaupun di sekolah kini, SANGAT jarang mengadakan upacara.
Silahkan kalian pikir. Siapa yang salah, Kita atau Malaysia?

0 comment:
Posting Komentar